Selasa, 25 Agustus 2015

[076] Al Insaan Ayat 010

««•»»
[076] Al Insaan Ayat 010
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
[AYAT 8][AYAT 10]
[KEMBALI]
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
10of31
Sumber: Yayasan Indonesia Membaca http://www.indonesiamembaca.net
http://www.al-quran-al-kareem.com/id/terjemahan/Tafsir-Jalalayn-indonesian
http://www.altafsir.com/Tafasir.asp?tMadhNo=0&tTafsirNo=74&tSoraNo=76&tAyahNo=10&tDisplay=yes&UserProfile=0&LanguageId=2 
http://al-quran.info/#76:10

Senin, 13 Juli 2015

[076] Al Insaan Ayat 009

««•»»
Surah Al Insaan 9

إِنَّمَا نُطْعِمُكُمْ لِوَجْهِ اللَّهِ لَا نُرِيدُ مِنْكُمْ جَزَاءً وَلَا شُكُورًا
««•»»
innamaa nuth'imukum liwajhi allaahi laa nuriidu minkum jazaa-an walaa syukuuraan««•»»
Sesungguhnya kami memberi makanan kepadamu hanyalah untuk mengharapkan keridhaan Allah, kami tidak menghendaki balasan dari kamu dan tidak pula (ucapan) terima kasih.
««•»»
[saying,] ‘We feed you only for the sake of Allah. We do not want any reward from you nor any thanks.
««•»»

Ayat ini menerangkan keikhlasan orang-orang "abrar" yang menyatakan bahwa mereka memberikan makanan kepada orang miskin, anak yatim dan tawanan hanyalah untuk mengharapkan keridaan Allah semata-mata, tidak menghendaki balasan dan tidak pula mengharapkan ucapan terima kasih.

Jadi di saat hendak memulai usaha sosial itu hendaklah hati dan lidah berniat ikhlas karena Allah tanpa dicampuri oleh perasaan lain yang ingin menerima balasan yang setimpal atau mengharapkan pujian dan sanjungan orang lain.

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
TAFSIR JALALAIN
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

(Sesungguhnya kami memberi makanan kepada kalian hanyalah demi karena Allah) demi untuk mengharapkan pahala-Nya (kami tidak menghendaki balasan dari kalian dan tidak pula ucapan terima kasih) berterima kasih atas pemberian makanan itu. Apakah mereka benar-benar mengucapkan demikian ataukah hal itu telah diketahui oleh Allah swt. kemudian Allah memuji mereka. Sesungguhnya dengan masalah ini ada dua pendapat.
««•»»
‘We feed you only for the sake of God, seeking His reward. We do not desire any reward from you, nor any thanks: this contains the reason for the giving of the food. Now, do they actually say this, or is it that God knows this [to be true] of them and has thus praised them by [mentioning] it? The two are different opinions [regarding this matter].
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
[AYAT 8][AYAT 10]
[KEMBALI]
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
9of31
Sumber: Yayasan Indonesia Membaca http://www.indonesiamembaca.net
http://www.al-quran-al-kareem.com/id/terjemahan/Tafsir-Jalalayn-indonesian
http://www.altafsir.com/Tafasir.asp?tMadhNo=0&tTafsirNo=74&tSoraNo=76&tAyahNo=9&tDisplay=yes&UserProfile=0&LanguageId=2 
http://al-quran.info/#76:9

Minggu, 12 Juli 2015

[076] Al Insaan Ayat 008

««•»»
Surah Al Insaan 8

وَيُطْعِمُونَ الطَّعَامَ عَلَى حُبِّهِ مِسْكِينًا وَيَتِيمًا وَأَسِيرًا
««•»»
wayuth'imuna alththha'aama 'alaa hubbihi miskiinan wayatiiman wa-asiiraan
««•»»
Dan mereka memberikan makanan yang disukainya kepada orang miskin, anak yatim dan orang yang ditawan.
««•»»
They give food, for the love of Him, to the needy, the orphan and the prisoner,
««•»»

Selanjutnya ayat ini menerangkan bahwa orang "abrar" ini memberikan makanan yang sangat diperlukan dan disukainya kepada orang miskin, anak yatim dan orang yang ditawan.

Memberikan makan kepada orang miskin, anak yatim dan tawanan (pada musim perang) berarti pula memberikan bantuan dan sokongan kepada orang yang memerlukan. Disebutkan di sini makanan, karena makanan itu merupakan kebutuhan pokok hidup seseorang. Boleh jadi pula memberikan makanan berarti berbuat baik kepada orang yang sangat membutuhkannya dengan cara dan bentuk apapun. Boleh jadi pula yang dimaksud dengan memberikan makanan berarti pula berbuat baik kepada makhluk yang sangat memerlukannya dengan cara dan bentuk apapun. Disebutkan secara khusus memberikan makanan karena inilah bentuk ihsan (kebaikan) yang paling tinggi nilainya.

Bentuk insan lain yang juga tinggi nilainya disebutkan dalam ayat lain, yakni:
يقول أهلكت مالا لبدا أيحسب أن لم يره أحد ألم نجعل له عينين ولسانا وشفتين وهديناه النجدين فلا أقتحم العقبة
Dia mengatakan: "Aku telah menghabiskan harta yang banyak". Apakah dia menyangka bahwa tiada seorang pun yang melihatnya? Bukankah Kami telah memberikan kepadanya dua buah mata, lidah dan dua buah bibir. Dan Kami telah menunjukkan kepadanya dua jalan. Maka tidaklah sebaiknya (dengan bertanya itu) ia menempuh jalan yang mendaki lagi sukar?.
(QS. Al Balad [90]:6-11)

Dari ayat ini dapat diambil kesimpulan memberikan bantuan (pertolongan) diutamakan kepada orang yang kuat berusaha mencari keperluan hidupnya, namun penghasilannya tidak memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari. Atau miskin juga berarti orang yang tidak berharta sama sekali dan karena keadaan fisiknya tidak memungkinkan untuk berusaha mencari nafkah hidup.

Adapun orang yang ditawan, selain tawanan perang musuh dapat pula berarti: orang yang sedang dipenjarakan (karena melanggar ketentuan syara' atau berbuat kesalahan), atau budak yang belum dapat memerdekakan dirinya dan yang patut dibantu. Dengan demikian bantuan berupa makanan kepada orang yang memerlukan tidaklah harus dilihat dari sudut agama apa yang dipeluk orang tersebut, tidak harus dia beragama Islam. (Tafsir Khazin, VII: 159)

Disebutkan bahwa latar belakang turunnya ayat ke 8 ini adalah demikian. Seorang laki-laki Ansar bernama Abu Dahdah pada suatu hari mengerjakan puasa. Ketika saat datang berbuka, datanglah berkunjung ke rumahnya seorang miskin, seorang anak yatim, dan seorang yang sedang dalam tawanan. Ketiga-tiganya dijamu oleh Abu Dahdah dengan tiga potong roti. Untuk keluarga dan anak-anaknya hanya tinggal sepotong roti saja lagi (padahal dia hendak berbuka puasa). Untuk menghargai perasaan insaniah dan ingin menolong orang seperti dicontohkan Abu Dahdah, Allah menurunkan ayat di atas.

Riwayat lain mengatakan bahwa sahabat Ali bin Abi Thalib R.A. mendapat upah bekerja dengan seorang Yahudi berupa Karung gandum. Sepertiga gandum itu dimasak, ketika siap dihidangkan datanglah seorang miskin memintanya. Tanpa berpikir panjang Ali langsung saja memberikannya. Kemudian dimasaknya sepertiga lagi. Setelah siap dimakan, datang pula seorang anak yatim meminta bubur gandum itu. Alipun memberikannya. Kali ketiga sisa gandum itu dimasak semuanya, dan secara kebetulan datang pula seorang tawanan yang masih musyrik dan mohon dikasihani. Ali memberikan lagi sisa bubur gandum itu, sehingga untuk dia sendiri tidak ada lagi. Demikianlah untuk menghargai sikap sosial itulah Allah menurunkan ayat ke 8 ini.
\(Tafsir Al-Qasimy, XVIII: 6012)

Yang perlu diingat oleh seseorang yang hendak beramal sosial seperti itu adalah keikhlasan dan kejujuran hati dalam mengerjakannya tanpa pamrih.

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
TAFSIR JALALAIN
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

(Dan mereka memberikan makanan yang disukainya) atau yang digemarinya (kepada orang miskin) atau orang fakir (anak yatim) anak yang ayahnya sudah tiada (dan orang yang ditawan) orang yang ditahan karena membela perkara yang hak.
««•»»
And they give food, despite [their] love of it, that is to say, [despite their love] of food and their craving for it, to the needy, the poor, and the orphan, who does not have a father, and the prisoner, meaning the one who has been rightly imprisoned.
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

[AYAT 7][AYAT 9]
[KEMBALI]
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
8of31
Sumber: Yayasan Indonesia Membaca http://www.indonesiamembaca.net
http://www.al-quran-al-kareem.com/id/terjemahan/Tafsir-Jalalayn-indonesian
http://www.altafsir.com/Tafasir.asp?tMadhNo=0&tTafsirNo=74&tSoraNo=76&tAyahNo=8&tDisplay=yes&UserProfile=0&LanguageId=2 
http://al-quran.info/#76:8

[076] Al Insaan Ayat 007

««•»»
Surah Al Insaan 7

يُوفُونَ بِالنَّذْرِ وَيَخَافُونَ يَوْمًا كَانَ شَرُّهُ مُسْتَطِيرًا
««•»»
yuufuuna bialnnadzri wayakhaafuuna yawman kaana syarruhu mustathiiraan
««•»»
Mereka menunaikan nazar dan takut akan suatu hari yang azabnya merata di mana-mana.
««•»»
They fulfill their vows and fear a day whose ill will be widespread.
««•»»

Dalam ayat ini Allah menyebutkan beberapa sifat orang-orang abrar itu, yakni:

Mereka menunaikan nazar dan takut akan suatu hari yang azabnya merata di mana-mana.

Menunaikan nazar adalah menepati sesuatu kewajiban yang datang dari pribadi sendiri dalam rangka menaati Allah. Berbeda dengan kewajiban syara' (agama) yang datang dari Allah, maka nazar bersifat pembebanan yang timbul karena keinginan sendiri dengan niat mensyukuri nikmat Allah. Baik nazar maupun syara' kedua-duanya hukumnya wajib dilaksanakan.

Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan Imam Malik, Bukhari dan Muslim dari 'Aisyah,

Rasulullah SAW bersabda yang artinya:
"Barang siapa yang bernazar menaati Allah, hendaklah ia mematuhi (menaati) nazar itu, (tetapi) janganlah mendurhakai-Nya (janganlah penuhi nazar itu)"

Lebih lanjut soal nazar ini disebutkan dalam beberapa hadis antara lain dapat diperoleh ketentuan, yakni:
  1. Hadis riwayat Bukhari dari `Aisyah menjelaskan bahwa nazar yang bermaksud hendak menaati Allah wajib dipenuhi, sedangkan nazar dengan niat mendurhakai Allah tidak boleh dipenuhi. Demikian pula hadis-hadis riwayat Tirmizi, Abu Daud dan An Nasa'i.
  2. Rasulullah SAW memerintahkan kepada Saad bin Ubadah agar membayar puasa nazar yang pernah diucapkan oleh ibunya yang telah meninggal. Demikian diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim dari Sa'ad bin Ubadah.
Selain dari menyempurnakan janji, orang "abrar" itu adalah orang yang mau meninggalkan segala perbuatan terlarang ( muharramat ) karena takut akan dahsyatnya pembalasan yang harus diterima di Hari Kiamat akibat mengerjakannya.

Sebab pada hari itu segala kejahatan dan kedurhakaan yang pernah dikerjakan seseorang disebarluaskan. Hanyalah orang-orang yang dikasihi Tuhan saja yang selamat dari keadaan yang mengerikan itu.

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
TAFSIR JALALAIN
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

(Mereka menunaikan nazar) untuk taat kepada Allah (dan takut akan suatu hari yang azabnya merata di mana-mana) menyebar di semua tempat.
««•»»
They fulfil their vows, [pledged] in obedience to God, and fear a day the evil of which will be widespread.
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

[AYAT 6][AYAT 8]
[KEMBALI]
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
7of31
Sumber: Yayasan Indonesia Membaca http://www.indonesiamembaca.net
http://www.al-quran-al-kareem.com/id/terjemahan/Tafsir-Jalalayn-indonesian
http://www.altafsir.com/Tafasir.asp?tMadhNo=0&tTafsirNo=74&tSoraNo=76&tAyahNo=7&tDisplay=yes&UserProfile=0&LanguageId=2 
http://al-quran.info/#76:7

[076] Al Insaan Ayat 006

««•»»
Surah Al Insaan 6

عَيْنًا يَشْرَبُ بِهَا عِبَادُ اللَّهِ يُفَجِّرُونَهَا تَفْجِيرًا
««•»»
'aynan yasyrabu bihaa 'ibaadu allaahi yufajjiruunahaa tafjiiraan
««•»»
(yaitu) mata air (dalam surga) yang daripadanya hamba-hamba Allah minum, yang mereka dapat mengalirkannya dengan sebaik-baiknya.
««•»»
a spring where the servants of Allah drink, which they make to gush forth as they please.
««•»»

(Yaitu) mata air (dalam surga) yang darinya hamba-hamba Allah minum, yang mereka dapat mengalirkannya dengan sebaik-baiknya.

Jadi kafur itu berasal dari mata air yang airnya diminum oleh para hamba Allah yang muqarrabin (yang dekat kepada-Nya). Mereka dapat mengalirkan air sungai itu menurut kehendak hati tanpa ada yang menghalangi. Pokoknya bebas menikmati air itu sepuas-puasnya. Air itu akan mengalir ke tempat-tempat yang mereka kehendaki, ke dalam kamar, mahligai atau ke dalam kebun-kebun yang mereka inginkan.

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
TAFSIR JALALAIN
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

(Yaitu mata air) menjadi Badal dari lafal Kaafuur artinya, mata air itu berbau kafur (yang meminum daripadanya) dari mata air itu (hamba-hamba Allah) yakni kekasih-kekasih-Nya (yang mereka dapat mengalirkannya dengan sebaik-baiknya) mereka dapat mengalirkan air dari telaga itu menurut kehendaknya dari tempat-tempat tinggal mereka.
««•»»
a spring (‘aynan substitutes for kāfūran), containing the scent thereof, from which the servants of God, His friends, drink, making it gush forth plenteously, directing it to wherever they wish of their dwellings.
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

[AYAT 5][AYAT 7]
[KEMBALI]
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
6of31
Sumber: Yayasan Indonesia Membaca http://www.indonesiamembaca.net
http://www.al-quran-al-kareem.com/id/terjemahan/Tafsir-Jalalayn-indonesian
http://www.altafsir.com/Tafasir.asp?tMadhNo=0&tTafsirNo=74&tSoraNo=76&tAyahNo=6&tDisplay=yes&UserProfile=0&LanguageId=2 
http://al-quran.info/#76:6

[076] Al Insaan Ayat 005

««•»»
Surah Al Insaan 5

إِنَّ الْأَبْرَارَ يَشْرَبُونَ مِنْ كَأْسٍ كَانَ مِزَاجُهَا كَافُورًا
««•»»
inna al-abraara yasyrabuuna min ka/sin kaana mizaajuhaa kaafuuraan
««•»»
Sesungguhnya orang-orang yang berbuat kebajikan minum dari gelas (berisi minuman) yang campurannya adalah air kafur {1537},
{1537} Kafur ialah nama suatu mata air di surga yang airnya putih dan baunya sedap serta enak sekali rasanya.
««•»»
Indeed the pious will drink from a cup seasoned with Kāfūr,[1]
[1] Lit., camphor.
««•»»

Ayat ini menerangkan balasan Allah kepada orang yang berbuat kebaikan yaitu berupa minuman dari gelas yang berisikan air yang campurannya adalah air kafur, yaitu nama suatu mata air di surga yang airnya putih dan baunya sedap serta enak rasanya.

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
TAFSIR JALALAIN
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

(Sesungguhnya orang-orang yang berbuat kebaikan) lafal Al-Abraar bentuk jamak dari lafal Barrun atau Baarrun, artinya orang-orang yang taat (mereka minum dari gelas) atau tempat minum, yang berisikan khamar. Maksudnya, mereka meminum khamar. Hal ini diungkapkan dengan memakai nama alat peminumnya. Huruf Min bermakna Tab`idh (yang campurannya) yakni khamar itu dicampur dengan (kafur.)
««•»»
Truly the righteous (abrār is the plural of barr or bārr), namely, the obedient ones, will drink from a cup (ka’s is a vessel for drinking wine and this [wine] will be in it; what is meant is [that they will drink] from ‘wine’, [a case where] the actuality is referred to by the name of the locus [in which it is found]; min, ‘from, is partitive) whose mixture, that with which it is mixed, is camphor;
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

[AYAT 4][AYAT 6]
[KEMBALI]
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
5of31
Sumber: Yayasan Indonesia Membaca http://www.indonesiamembaca.net
http://www.al-quran-al-kareem.com/id/terjemahan/Tafsir-Jalalayn-indonesian
http://www.altafsir.com/Tafasir.asp?tMadhNo=0&tTafsirNo=74&tSoraNo=76&tAyahNo=5&tDisplay=yes&UserProfile=0&LanguageId=2 
http://al-quran.info/#76:5

[076] Al Insaan Ayat 004

««•»»
Surah Al Insaan 4

إِنّا أَعتَدنا لِلكافِرينَ سَلاسِلَ وَأَغلالًا وَسَعيرًا
««•»»
ʾinnā ʾaʿtadnā li-l-kāfirīna salāsila wa-ʾaghlālan wa-saʿīran
««•»»
Sesungguhnya Kami menyediakan bagi orang-orang kafir rantai, belenggu dan neraka yang menyala-nyala.
««•»»
Indeed We have prepared for the faithless chains, iron collars, and a blaze.
««•»»

Ayat ini menerangkan bahwa sesungguhnya Allah telah menyediakan bagi orang-orang kafir rantai, belenggu dan neraka yang menyala-nyala. Orang yang kafir di sini maksudnya orang yang mengingkari nikmat dan pemberian yang telah dianugerahkan kepadanya bahkan selain mengingkari juga membantahnya.

Azab yang disediakan bagi mereka berupa: rantai, belenggu dan neraka yang bernyala-nyala. Rantai mengikat kaki supaya tidak lari, sedang belenggu untuk merantai tangan dan leher yang diikat ke neraka. Neraka Sa'ir (yang bernyala-nyala) seperti disebutkan dalam keterangan surah yang lalu adalah neraka yang nyalanya tidak dapat dibandingkan dengan jenis api manapun di atas dunia ini.

Ayat lain menyebutkan:
إذا الأغلال في أعناقهم والسلاسل يسحبون
Ketika belenggu dan rantai dipasang di leher mereka seraya mereka diseret.
(QS. Al Mu'minuun [23]:71)

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
TAFSIR JALALAIN
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

(Sesungguhnya Kami menyediakan) telah mempersiapkan (bagi orang-orang kafir rantai) untuk menyeret mereka ke dalam neraka (dan belenggu-belenggu) pada leher mereka dan rantai itu diikatkan kepadanya (serta neraka Sair) yaitu neraka yang apinya menyala-nyala dengan besarnya, tempat mereka diazab.
««•»»
We have assuredly prepared for the disbelievers chains, with which they are dragged through the Fire, and fetters, around their necks to which the chains will be attached, and a hell-fire, a fire set ablaze, burning fiercely, in which they shall be chastised.
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

[AYAT 3][AYAT 5]
[KEMBALI]
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
4of31
Sumber: Yayasan Indonesia Membaca http://www.indonesiamembaca.net
http://www.al-quran-al-kareem.com/id/terjemahan/Tafsir-Jalalayn-indonesian
http://www.altafsir.com/Tafasir.asp?tMadhNo=0&tTafsirNo=74&tSoraNo=76&tAyahNo=4&tDisplay=yes&UserProfile=0&LanguageId=2 
http://al-quran.info/#76:4