Rabu, 03 Juni 2015

[076] Al Insaan Ayat 002

««•»»
Surah Al Insaan 2

إِنَّا خَلَقْنَا الْإِنْسَانَ مِنْ نُطْفَةٍ أَمْشَاجٍ نَبْتَلِيهِ فَجَعَلْنَاهُ سَمِيعًا بَصِيرًا
««•»»
innaa khalaqnaa al-insaana min nuthfatin amsyaajin nabtaliihi faja'alnaahu samii'an bashiiraan
««•»»
Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari setetes mani yang bercampur {1536} yang Kami hendak mengujinya (dengan perintah dan larangan), karena itu Kami jadikan dia mendengar dan melihat.
{1536} Maksudnya: bercampur antara benih lelaki dengan perempuan.
««•»»
Indeed We created man from the drop of a mixed fluid[1] so that We may test him. So We made him endowed with hearing and sight.
[1] That is, from the mixing of sperm and ovum.
««•»»

Ayat kedua ini menerangkan unsur-unsur yang membentuk manusia (setelah lewatnya masa ciptaan pertama) yakni bahwa manusia diciptakan dari sperma (nutfah) laki-laki dan ovum perempuan yang bercampur. Berasal dari sulbi laki-laki dan tulang-tulang dada perempuan dan keluar secara berpancaran
(QS. At Tariq [86]:6-7).

Maksud Allah menjadikan manusia untuk mengujinya dengan membebankan kepadanya berupa perintah (taklif) dan larangan setelah dia mencapai usia dewasa. Dengan kata lain maksud penciptaan manusia adalah untuk menjunjung tegaknya risalah Allah di atas dunia ini.

Untuk menguji mereka itu boleh pula dalam bentuk apakah mereka (manusia) bisa bersyukur pada waktu senang dan gembira, sebaliknya apakah sanggup sabar (tabah) ketika menghadapi musuh.

Maka yang dimaksud dengan "amsyaj" (bercampur) dalam ayat ini ialah bercampurnya sperma laki-laki yang berwarna keputih-putihan dengan sel telur perempuan yang kekuning-kuningan. Campuran itulah yang menghasilkan segumpal darah ( 'alaqah ) kemudian segumpal daging ( mudgah ) , lalu tulang belulang yang dibungkus dengan daging, dan seterusnya, sehingga setelah 9 bulan dalam rahim ibu lahirlah bayi yang sempurna.

Karena kelahiran manusia pada akhirnya bertujuan sebagai penjunjung amanat Allah, kepadanya dianugerahkan pendengaran, penglihatan yang memungkinkan dia menyimak dan menyaksikan kebesaran, kekuasaan dan besarnya nikmat Allah. Manusia dianugerahi, pendengaran dan akal pikirannya itu, sebagai bukti tentang kekuasaan Allah SWT. Disebutkan secara khusus pendengaran, penglihatan, karena keduanya adalah indra yang paling berfungsi mengamati ciptaan Allah yang membawa manusia mentauhidkan-Nya.

Dengan alat penglihatan, pendengaran dan dilengkapi pula dengan pikiran (akal) tersedialah dua kemungkinan bagi manusia. Apakah ia cenderung kembali kepada sifat asalnya sebagai makhluk bumi sehingga ia sama dengan makhluk lainnya seperti hewan, tumbuh-tumbuhan, atau ia cenderung untuk menjadi makhluk yang Ilahiyah, yang berpikir yang memperhatikan tentang kebesaran Nya?.

Demikianlah setelah dia menjadi manusia yang sempurna indranya yang memungkinkan dia untuk memikul beban (taklif) dari Allah, maka diberikanlah kepadanya dua alternatif jalan hidup seperti disebutkan dalam ayat berikutnya.

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
TAFSIR JALALAIN
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

(Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia) artinya, jenis manusia (dari setetes mani yang bercampur) yang bercampur dengan indung telur, yaitu air mani laki-laki bercampur menjadi satu dengan air mani perempuan (yang Kami hendak mengujinya) dengan membebankan kewajiban-kewajiban kepadanya; jumlah ayat ini merupakan jumlah Isti`naf yakni kalimat permulaan; atau dianggap sebagai Hal dari lafal yang diperkirakan. Yaitu, Kami bermaksud hendak mengujinya ketika Kami mempersiapkan kejadiannya (karena itu Kami jadikan dia) Kami menjadikan dia dapat (mendengar dan melihat.)
««•»»
Verily We created man, the species, from a drop of mixed fluid, [from] a mixture, that is from the [seminal] fluid of the man and the [ovarian] fluid of the woman that have mixed and blended, so that We may test him, trying him with the moral obligations [of religion] (nabtalīhi is either a new sentence [‘We will test him’], or an implied circumstantial qualifier, meaning ‘intending to test him when he is ready’). So We made him, for that [very] reason, hearing, seeing.
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

[AYAT 1][AYAT 3]
[KEMBALI]
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
2of31
Sumber: Yayasan Indonesia Membaca http://www.indonesiamembaca.net
http://www.al-quran-al-kareem.com/id/terjemahan/Tafsir-Jalalayn-indonesian
http://www.altafsir.com/Tafasir.asp?tMadhNo=0&tTafsirNo=74&tSoraNo=76&tAyahNo=2&tDisplay=yes&UserProfile=0&LanguageId=2 
http://al-quran.info/#76:2

[076] Al Insaan Ayat 001

««•»»
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
««•»»
bismi allaahi alrrahmaani alrrahiimi
««•»»
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.

««•»»
In the Name of Allah, the All-beneficent, the All-merciful.

««•»»

Surah Al Insaan 1

هَلْ أَتَى عَلَى الْإِنْسَانِ حِينٌ مِنَ الدَّهْرِ لَمْ يَكُنْ شَيْئًا مَذْكُورًا
««•»»
hal ataa 'alaa al-insaani hiinun mina alddahri lam yakun syay-an madzkuuraan
««•»»
Bukankah telah datang atas manusia satu waktu dari masa, sedang dia ketika itu belum merupakan sesuatu yang dapat disebut?
««•»»
Has there been for man a period of time when he was not anything worthy of mention?
««•»»

Dalam ayat pertama ini Allah menegaskan tentang proses kejadian manusia dari tidak ada menjadi ada, pada saat manusia belum berwujud sama sekali.

Disebutkan bahwa manusia berasal dari tanah yang tiada dikenal dan disebut-sebut sebelumnya, apa dan bagaimana jenis tanah itu tidak dikenal sama sekali. Kemudian Allah meniupkan ruh kepadanya, sehingga jadilah dia makhluk yang bernyawa.

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
TAFSIR JALALAIN
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

(Bukankah) artinya, sesungguhnya (telah datang atas manusia) Nabi Adam (satu waktu dari masa) empat puluh tahun (sedangkan dia belum merupakan) ketika itu (sesuatu yang dapat disebut) maksudnya, Nabi Adam selama empat puluh tahun masih tetap berbentuk tanah dan bukan berarti apa-apa. Atau bila yang dimaksud dengan manusia adalah jenis manusia selain dia, maka yang dimaksud dengan lafal Al-Hiin atau masa ialah masa mengandung, jadi bukan empat puluh tahun.
««•»»
Has there [ever] been — there has indeed [been] — for man, Adam, a period of time, forty years, in which he was a thing unmentioned? — he was during this [period] a fashioned in clay and not mentioned; alternatively what is meant by insān, ‘man’, is the generic noun and by hīn, ‘a period of time’, the period of gestation.
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

[AYAT 2]
[KEMBALI]
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
1of31
Sumber: Yayasan Indonesia Membaca http://www.indonesiamembaca.net
http://www.al-quran-al-kareem.com/id/terjemahan/Tafsir-Jalalayn-indonesian
http://www.altafsir.com/Tafasir.asp?tMadhNo=0&tTafsirNo=74&tSoraNo=76&tAyahNo=1&tDisplay=yes&UserProfile=0&LanguageId=2 
http://al-quran.info/#76:1

[076] Al Insaan 2of2

2of2
31 Verses • revealed at Medinan.
««•»»
»The surah that opens with a question posed to arrogant Man about his utter nothingness before God brought him into existence. It takes its name from the word “man” (al-insān) mentioned in verse 1. The surah speaks of how man is tested (verse 2 ff.) and what the results will be for the evildoers (verse 4) and for the righteous (verse 5 ff.). The Prophet is urged to persevere in his devotion and to bear with patience (verse 23 ff.).«

The surah is also known as: Every (Man).
««•»»
•[AYAT 001]•[AYAT 002]•[AYAT 003]•[AYAT 004]•[AYAT 005]•[AYAT 006]•[AYAT 007]•[AYAT 008]•[AYAT 009]•[AYAT 010]•[AYAT 011]•[AYAT 012]•[AYAT 013]•[AYAT 014]•[AYAT 015]•[AYAT 016]•[AYAT 017]•[AYAT 018]•[AYAT 019]•[AYAT 020]•[AYAT 021]•[AYAT 022]•[AYAT 023]•[AYAT 024]•[AYAT 025]•[AYAT 026]•[AYAT 027]•[AYAT 028]•[AYAT 029]•[AYAT 030]•[AYAT 031]•
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
[KEMBALI]
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
Sumber: Al-Quran (القرآن) — Online Quran Project — Translation and Tafsir
http://al-quran.info/#76


[076] Al Insaan 1of2

1of2
31 Ayat • diturunkan di Madinah.
««•»»
Surah Al-Insan (Arab: الْاٍنسان , "Manusia") adalah surah ke-76 dalam al-Qur'an. Surah ini tergolong surah Madaniyah yang terdiri atas 31 ayat. Dinamakan Al-Insan yang berarti Manusia diambil dari kata Al-Insaan yang terdapat pada ayat pertama surah ini.
««•»»

Pokok-Pokok Isi
  1. Proses penciptaan manusia
  2. Petunjuk-petunjuk untuk mencapai kehidupan yang sempurna dengan menempuh jalan yang lurus
  3. Ajaran Islam untuk memenuhi nazar, memberi makan orang miskin dan anak yatim serta orang yang ditawan karena Allah, takut kepada hari kiamat, mengerjakan salat, salat tahajud dan bersabar balam menjalankan hukum Allah
  4. Ganjaran terhadap orang yang mengikuti petunjuk dan ancaman terhadap orang yang mengingkarinya
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
 [KEMBALI][AYAT-AYAT]
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
Referensi
https://id.wikipedia.org/wiki/Surah_Al-Insan
Mukaddimah terjemahan Al Qur'an versi Departemen Agama RI